Halaman

Tampilkan postingan dengan label RELEVANSI ANTARA LIBERALISME DENGAN BUDAYA DEMOKRASI (KTSP SMA KELAS X1 SEMESTER 1). Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label RELEVANSI ANTARA LIBERALISME DENGAN BUDAYA DEMOKRASI (KTSP SMA KELAS X1 SEMESTER 1). Tampilkan semua postingan

Senin, 16 April 2012

RELEVANSI ANTARRA LIBERALISME DENGAN BUDAYA DEMOKRASI (KTSP SMA KELAS X1 SEMESTER 1)

-->
RELEVANSI ANTARRA LIBERALISME DENGAN BUDAYA DEMOKRASI (KTSP SMA KELAS X1 SEMESTER 1)

PENDAHULUAN

Ilmu hubungan internasional merupakan subjek akademis dalam memperhatikan hubungan politik antar negara, dimana selain negara ada juga pelaku internasional, transnasional atau supranasional lainnya seperti organisasi nasional. Ada empat tradisi teoritis penting dalam HI yaitu realisme, liberalisme, masyarakat internasional, dan EPI. Hubungan Internasional yang muncul sebagai salah satu subyek akademik yang relatif masih muda, lahir dengan adanya perdebatan-perdebatan antar teoritisi-teoritisi HI yang ada. Pemikiran HI dipengaruhi oleh subjek-subjek akademik lainya, seperti filsafat, sejarah hukum, sosiologi, atau ekonomi.
Munculnya keinginan memasukkan studi Hubungan Internasional dalam kurikulum yang berdiri sendiri karena ingin memahami sebab-sebab terjadinya konflik, akibat yang ditimbulkan dan untuk membentuk keadaan dunia yang lebih aman dan damai. Banyak terjadi perdebatan sejak hubungan internasional menjadi subjek akademik pada Perang Dunia I antara Liberalisme Utopia dan Realisme. Perdebatan yang kedua terjadi antara pendekatan Tradisional dan Behaviouralisme. Setelah itu, Neorealisme / Neoliberalisme dan Neomarxisme. Disusul dengan Perdebatan antara tradisi yang telah mapan dan alternatif-alternatif kaum pasca positivisme ( perdebatan sekarang ini ).
Liberalisme Utopian : Studi Awal HI
Muncul disiplin baru HI sangat dipengaruhi oleh pemikiran – pemikiran liberal. HI akademik berkembang  pertama kali dan sangat kuat di dua negara demokratis liberal terkemuka, AS dan Inggris. Para pemikir liberal memiliki gagasan dan keyakinan tentang bagaimana menghindari bencana besar di masa depan yaitu dengan mereformasi sistem internasional, dan juga mereformasi struktur – struktur domestik negara – negara otokratis.




Realisme dan Krisis 20 tahun
realisme menekankan pada perjuangan politik yang dipengaruhi oleh human selfishness (‘egoism’) dan tidak adanya pemerintahan internasional (‘anarchy’)  sehingga dibutuhkan kekuatan dalam kehidupan politik yang berupa power dan security. Bagi kaum realis klasik, negara-negara merdeka dalam sistem internasional yang anarki adalah bentuk permanen hubungan internasional. Banyak kaum liberal mengakui bahwa realisme adalah petunjuk yang lebih baik bagi HI di tahun 1930an dan 1940an. Kaum liberal menolak pemikiran kaum realis yang sangat pesimis bahwa manusia “benar-benar buruk”(Wright 1991:25)
Aliran Behavioralisme dalam HI
Behavioralisme lebih tertarik terhadap fakta yang dapat diamati dan data yang dapat diukur agar mendapatkan pola perilaku yang berulang, ‘hukum-hukum’ hubungan internasional. Yang membedakan behavioralisme dengan pendekatan tradisional adalah pendekatan tradisional lebih kepada pendekatan yang menyeluruh yang menerima kompleksitas dunia manusia, melihat hubungan internasional sebagai bagian dari dunia manusia, dan berupaya memahaminya dalam cara kemanusiaan dengan mendapatkan dari dalamnya. Dibandingkan dengan pendekatan tradisional, behavioralisme melakukan sesuatu yang lebih abadi dampaknya hal dalam HI.
Neoliberalisme: Institusi-Institusi Dan Interdependensi
            Kaum neoliberal menerima dan menggunakan ide-ide kaum liberal lama tentang kemungkinan kemajuan dan perubahan, tetapi kaum neoliberalisme menolak idealisme. Teori kaum neoliberal lainnya mempelajari bagaimana integrasi menghidupi dirinya sendiri (kerjasama disuatu wilayah transaksi membuka jalan bagi kerjasama di wilayah lainnya). Hal tersebut memberikan dasar bagi liberalisme sosiologis, yang merupakan aliran neoliberal yang menekankan dampak dari perluasan aktifitas lintas batas. Di tahun 1970-an Robert Keohane dan Joseph Nye mengembangkan pemikiran lebih jauh. Mereka berpendapat bahwa hubungan negara barat dicorakkan interdependensi kompeks (Complex interdependence).

Neoliberalisme : Bopolaritas dan Konfrontasi
            Sistem internasional yang muncul setelah Perang Dunia Kedua di dominasi oleh dua superpower Amerika Serikat dan Uni Soviet yaitu sistem bopolar. Kehancuran Uni Soviet mengakibatkan suatu sistem yang berbeda dengan beberapa negara berkekuatan besar tetapi dengan Amerika serikat sebagai kekuatan yang paling dominan dalam sistem tersebut: yaitu bergerak menuju sistem multi polar, pada tahun 1993 Waltz pernah mengemukakan “teori perimbangan kekuatan menyababkan seseorang memprediksi bahwa negara lain akan mencoba menggiring kekuatan Amerika menjadi seimbang”.
Masyarakat Internasional: aliran inggris
            Teoritisi masyarakat internasional menegaskan kaum realis benar dalam menilai pentingnya kekuatan dan kepentingan nasional, tetapi jika di tarik  kesimpulan logisnya, negara-negara akan selalu di penuhi dengan permainan keras dari power pilitics. Masyarakat internasional merupakan suatu pendekatan yang menceritakan kita sesuatu mengenai dunia negara-negara berdaulat dimana baik kekuatan maupun hukum keduanya hadir. Sistem PBB menunjukan bagaimana kekuatan dan hukum terus menerus hadir dalam masyarakat internasional. Dalam perkembanganya saat ini,  PBB belum dapat menyelesaikan konflik antara negara Israel dengan Palestina. PBB cenderung lebih memihak israel yang nyata-nyata didukung oleh AS. Hal ini merupakan fenomena yang memperlihatkan kinerja PBB yang belum berdiri sendiri dalam mengakomodir kepentingan nasional. Seharusnya PBB memperbaiki kinerjanya jika tidak ingin dibubarkan seperti halnya Liga Bangsa-Bangsa.
Ekonomi Politik Internasional (EPI)
EPI pada dasarnya membahas tentang siapa mendapatkan apa dalam sistem ekonomi dan politik internasional. Ada tiga isu EPI yang penting dan berkaitan dalam beberapa tahun belakangan ini yaitu globalisasi ekonomi, siapa yang menang dan siapa yang kalah dalam proses globalisasi ekonomi, bagimana kita seharusnya memandang relatif pentingnya politik dan ekonomi. Tetapi baik tradisi kaum realis maupun kaum liberalis memiliki pandangan spesifik pada EPI, dan pandangan tersebut diserang oleh neo-Marxisme. Dan tiga perspektif tersebut semuanya berada dalam ketidaksepakatan yang agak tajam satu sama lain: mereka secara mendasar mengambil pandangan ekonomi politik internasional yang berbeda baik dalam hal konsep - konsep maupun nilai- nilai.
Aliran penentang : pendekatan alternatif pada HI
Semakin meningkat jumlah penstudi HI yang menunjukkan ketidakpuasan dengan pendekatan perang dingin yang dominan dalam HI: neoralisme Kenneth Waltz. Banyak penstudi HI sekarang mengambil isu yang dinyatakan waltz bahwa dunia hubungan internasional yang kompleks dapat ditekan ke dalam sejumlah pernyataan serupa hukum (law-like). Dengan demikian, mereka memperkuat kritik kaum anti behavioralis yang pertama kali ditempatkan teoritis masyarakat internasional seperti Hadley Bull (1969). Singkatnya banyak penstudi berpandapat bahwa perdebatan HI keempat telah terbuka lebar di tahun 1990-an diantara tradisi-tradisi yang telah mapan disatu sisi dengan aliran-aliran baru ini di sisi lain. 

Kesimpulan
Saat ini, tak ada satupun pendekatan teoritis yang benar-benar mencakup keseluruhan HI. Tradisi teoritis utama dan pendekatan-pendekatan alternatif yang telah diuraikan, semuanya dijalankan secara aktif dalam disiplin ilmu sekarang. Situasi itu mencerminkan perlunya pendekatan-pendekatan yang berbeda untuk menangkap aspek-aspek yang berbeda dari kenyataan kontemporer dan sejarah yang sangat rumit. Politik dunia tidak didominasi oleh satu isu atau konflik tunggal. Sebaliknya, ia dibentuk dan dipengaruhi oleh banyak isu dan konflik yang berbeda. Situasi kaum pluralis dalam keilmuan HI juga mencerminkan pilihan-pilihan pribadi dari para penstudi yang berbeda.